Puasa Ngelowong (Tapa Pendam) Tirakat Kejawen Paling Ngeri dan Berat
Puasa ngelowang (luwong) atau yang sering juga didengar dengan tapa pendam, yang dimana seorang lelakonnya harus dikubur hidup-hidup beberapa hari di dalam tanah.
Sesuai dengan namanya Tapa Pendam bagi yang yang menjalaninya, namun tetap pada jalur dan tata cara yang sesuai seperti pendahulunya. Ada maksud dan tujuan mengapa orang melakukan puasa ngeluwang ini dan juga tidak sembarangan tingkatan manusia yang mampu menakhlukan tingkat puasa yang satu ini.
Puasa ngelowang sendiri sebenarnya sudah ada sejak ratusan bahkan ribuan tahun silam. Dan yang akrab dengan jenis puasa yang seperti ini adalah aliran Kejawend.
Sebagian orang menganggap puasa jalur ini menyimpang dari ajaran keagamaan, namun dari segi keyakinan diri pelakunya justru tingkat puasa ini lebih menjurus kepada ketaatan diri kepada sang pecipta sekaligus terdapat makna yang dalam terkandung dalam menjalani puasa ngeluwang.
Sedikit kita akan membahas, lebih detail dari pelaksanaan hingga makna dan tujuan bagi orang yang melakukan puasa ngeluwang (tapa pendam) ini. Supaya Anda sebagai pembaca tidak salah kaprah dalam menanggapinya.
Tata Cara Puasa Ngeluwang (Tapa Pendam)
Berbeda dengan puasa biasanya, yang hanya menahan haus dan dahaga saja. Puasa Ngeluwang lebih berat dari itu, bahkan termasuk dari 3 jenis puasai yang paling berat dalam Kajawen yaitu:
- Puasa Ngalong
- Puasa Wungon
- Puasa Ngeluwang
Bila puasa Ngalong pelakunya bergantung dengan kaki diatas kepala dibawah pada ranting bagaikan kalong, berbeda dengan Puasa Wungon yang juga jenis berat yaitu hanya boleh duduk berdiam di tempat dan Puasa Ngeluwang sendiri haruslah di kubur (pendam).
Dalam pelaksanaannya, terlebih dahulu orang yang akan melakukan lelaku ini haruslah bersih dari najis dan kotoran sebelum masuk ke dalam tanah dan dikubur.
Dibutuhkan Guru Atau Seseorang Yang Menjaga!!!
Dalam menjalani puasa ngeluwang, tidak bisa dilakukan seorang diri minimal harus ada yang menjaga. Karena setelah masuk ke dalam tanah, akan diberikan selubang pernafasan yang diberikan benang dan ikatkan pada jari orang yang melakukan puasa ngeluwang.
Orang yang menjalani puasa ngeluwang, bukanlah ia dikuburkan layaknya orang yang sudah meninggal. Akan tetapi harus diberikan lubang untuknya bernafas, bila zaman dulu biasanya akan dibuatkanlah bambu kecil dan ditancapkan ke tanah.
Bambu itu terlebih dahulu dibersihkan bagian tengahnya sehingga bagian tengahnya tidak ada. Untuk bernafas sekaligus membuat isyarat bagi orang yang menjalani puasa ngeluwang dibawah tanah tersebut.
Bila zaman sekarang, orang bisa dengan mudah untuk mengunakan selang yang kecil dan memberikan benang pada bagian tengahnya.
Dan setelah pelakon lelaku puasa ngeluwang dikuburkan. Selanjutnya yang menjaga tadi harus aktif menjaga, minimal 24 jam sekali atau kurang dari itu ia akan menarik-narik sedikit benang yang telah diikatkan pada bagian jari orang yang yang melakukan puasa ngeluwang tadi.
Bila masih ada balasan, berarti ia masih dalam keadaan sehat dan mampu menjalaninya. Bila digerakan tanpa balasan berarti ia gagal dan harus dikeluarkan.
TIDAK MUDAH MELAKUKAN PUASA NGELUWANG INI!!!
Puasa jenis Ngeluwang (tapa pendam) bukanlah mudah untuk dihadapi, karena termasuk berat dan bahkan nyawa dipertaruhkan. Setidaknya mental dan rasa trauma akan dialami orang yang melakukan puasa ngeluwang ini, jadi jangan heran bila Anda mendengarkan orang yang stress bahkan gila setelah gagal menjalani puasa ngeluwang ini.
Karena di dalam tanah, akan sangat berat sekali ujian dan cobaan yang akan dihadapi olehnya. Bila tidak kuat secara fisik dan batinya bisa membuat celaka sendiri.
Nah bila diatas Anda telah mengetahui tata cara melakukan puasa ngeluwang. Ada baiknya, Anda juga mengetahui makna dan tujuan mengapa orang rela melakukan puasa jenis ini.
Makna Yang Terkandung Dalam Puasa Ngeluwang
Orang yang menjalani tapa pendam ini, pasti sudah mengetahu dan bahkan mungkin telah mengamalkan "Sedulur Songo (Soudara Sembilan)" yang lebih tinggi dari Sedulur Pitu dan Papat jenis ilmu Kesepuhan diri. Mengenal diri sendiri dan guru sejatinya.
Dalam Sedulur Batin (ghaib) yang tidak bisa dilihat tersebut, terdapat beberapa simbol yang ada dalam diri semua manusia di dunia ini, Anda, Saya dan bahkan semuanya. Pada umumnya, orang hanya banyak yang mengenal Sedulur Batin hanya sampai 7 saja dan umum diketahui adalah 4 yaitu:
- Kakang Kawah
Ia biasanya disebut dengan pecahnya air ketuban yang saat ibu akan melahirkan kita. - Pancer
Adalah diri kita yang lahir (keluar) setelah ketuban itu pecah. - Getih
Darah yang keluar berasamaan dengan keluarnya diri kita dari rahim sang ibu. - Adi ari-ari
Ini adalah ari-ari kita yang menyusul setelah keluarnya kita (pancer) dan Darah (getih). - Puser / Pusat
Ini adalah tali pusat (puser) yang biasanya kering sekitar seminggu atau lebih saat kita dilahirkan, ada sebagian orang yang menyimpannya.
Diatas ini adalah penyebutan untuk sedulur papat kalimo pancer, dan ini pada umumnya yang diketahui orang. Dan bila naik ke tingkat lebih atasnya maka akan ada penambahan lagi yang mencukupkan menjadi 7 yaitu:- Mar
Aslinya inilah yang paling tua karena sebelum kakang kawah (air ketuban) keluar ia adalah rasa dimana ibu telah merasakan akan melahirkan diri kita. - Marti
Dan ini yang paling muda, karena ia adalah kelegaan dari semua perjalan ibu melahirkan hingga membesarkan kita.
- Mar
Dari situ, bila terus didalami maka ia akan mengenal Sedulur Songo (Sembilan) dimana saat ia dilahirkan tersebut masih ada penambahan 2 lagi yaitu:
- Bopo Angkoso
Ia adalah langit, sebenarnya makna didalamnya adalah pemiliknya yaitu Allah swt tempatnya kelak akan kembali. - Ibu Pertiwi
Ini adalah tanah, bila di dunia ibu kandung yang telah melahirkan kita dan akan kembali kita dikandung oleh bumi sebagai Ibu Pertiwi.
Kaitan Sedulur Songo yaitu Ibu Pertiwi pada puasa ngeluwang adalah untuk kita kembali dikandung oleh sang ibu.
Kita tidak mungkin bisa untuk menjalani penyucian diri dengan cara masuk lagi ke rahim sang ibu. Karena itulah adanya bumi sebagai Ibu Pertiwi yang mengandung kita kembali dan keluar seperti bayi yang suci.
Jadi Inti Dari Puasa Ngeluwang Adalah Lebih Kepada Penyucian Diri Dari Segalah Nafsu dan Angkara Murka.
Karena itulah orang yang telah menjalani puasa ngeluwang ini lebih cepat berhasil menguasai sebuah ilmu kebatinan. Karena secara lahir batin ia telah berusaha mensucikan dirinya dengan cara di kandung oleh Ibu Pertiwi.
Jadi jelas sudah makna di dalam menjalani puasa ngeluwang adalah lebih mengarah kepada pensucian diri. Semua itu, pasti ada tujuannya untuk lebih jelasnya kita bahas lagi.
Tujuan Orang Puasa Ngeluwang (Tapa Pendam)
Setiap apa saja yang dibuat tentu memiliki tujuannya. Dalam menjalani puasa ngeluwang ada banyak sekali yang di tuju dan salah satunya adalah mensucikan diri seperti yang telah saya sebutkan diatas tadi.
Lebih dari itu, adalah sebuah tuntutan dimana seseorang yang mempelajari sebuah ilmu kebatinan harus menjalani puasa ngeluwang untuk mendapatkannya atau menyempurkan sebuah ilmu yang sedang ia pelajari.
Tujuan lainnya orang melakukan puasa ngeluwang ini adalah untuk menyepuh ilmu yang telah ia miliki. Atau bahkan lebih kepada mengingat mati supaya lebih kuat keimanannya.
Jadi orang melakukan puasa ngeluwang ini bukan tanpa tujuan, iapun pasti tetap ada yang dituju namun dalam tahap yang diatas dari pada umumnya orang mempelajari sebuah ilmu kebatinan.
Sampai disini, semogga artikel tentang makna, tata cara dan tujuan puasa ngeluwang ini bisa bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Puasa Ngelowong (Tapa Pendam) Tirakat Kejawen Paling Ngeri dan Berat"
Posting Komentar
Berikan komentar dengan sopan dan sesuai judul, harap jangan isi info pribadi termasuk no hp tidak akan kami setujui!